Sebab sebab tasaquth yang bersumber dari individu
-->
SIKAP INDISIPLINER.
TAKUT MATI DAN MISKIN
SIKAP MEMPERMUDAH DAN MENGANGGAP ENTENG
CEMBURU TERHADAP ORANG LAIN
PENYALAHGUNAAN KEKUATAN
Dalam sebuah pergerakan, faktor individu yang berada didalam pergerakan tersebut sangatlah berpengaruh terhadap gerak dari pergerakan tersebut. Mereka yang berguguran dari jalan da’wah, sebagian besar faktor penyebabnya adalah dari pribadi itu sendiri.
SIKAP INDISIPLINER.
Bagi mereka yang tidak siap akan beban beban da’wah yang harus dipikulnya, maka pada saatnya beban tersebut dipundak mereka, maka mereka akan merasa keberatan dan akan menjauh dari peredaran da’wah.
Ataupun mereka enggan untuk meleburkan diri dengan jama’ah, akan memunculkan sikap indisipliner, karena merasa tidak adanya keterikatan yang kuat dengan peraturan dan ketetapan yang telah dubuat oleh jama’ah
Sikap Indisipliner yang muncul adalah karena kurang tegas dalam menindak dan banyak mentolerir segala bentuk pelanggaran yang terjadi dengan dalih ukhuwah dan saudara seaqidah, yang membuatnya tidak perlu untuk diperingatkan dan diluruskan.
TAKUT MATI DAN MISKIN
Hal ini muncul pada mereka yang hatinya terkait pada kehidupan dunia dan berpaling -walaupun tidak sepenuhnya - dari kahidupan akhirat yang lebih kekal. Adanya godaan yang sangat kuat dari harta, istri, anak, dan segala kepentingan dunia yang memaksannya untuk menghilang dari peredaran da’wah.
SIKAP EKSTREM DAN BERLEBIHAN.
Sikap ini muncul karena semangat yang tidak proporsional dan berlebih. Walaupun tidak ada niat untuk menyimpang dari jalan da’wah, akan tetapi kemungkinan karena keterbatasan ilmu yang diperoleh, maka sikap ini muncul. Mereka yang bersikap semikian tidak akan bertahan lama di peredaran da’wah. Akan terjadi kelelahan dan frustasi.
Disisi lain, dengan dalih militansi, maka kader da’wah mempersulit diri dan menjauhi kemudahan kemudahan yang ada. Sikap yang demikian pula akan membuat mereka kehabisan energi, frustasi dan akhirnya menjauh dari aktifitas da’wah. Hal ini mengharuskan adanya sikap kehati-hatian dalam membedakan mana yang dimaksud dengan mihnah ‘ujian’ da’wah dan mempersulit diri.
SIKAP MEMPERMUDAH DAN MENGANGGAP ENTENG
Hal ini muncul karena berawal dari menganggap sepele hal hal yang kecil, sehingga sering mentolerir kesalahan kesalahan kecil dan berlanjut kepada hal hal yang besar. Hal ini sangat membahayakan ketika syariat sudah dilanggar. Bahkan kesalahan kesalahan yang pada saat Rosululloh sangatlah besar, pada saat ini menjadi sangat lembut. Hal inilah yang membuat mereka akan mundur dari peredaran da’wah. Dikarenakan nilai-nilai yang disampaikan bukanlah kebenaran lagi. Melainkan sudah melanggar batas yang disyariatkan.
Maka dari itu para aktifis da’wah harus bisa mengambil yang tengah tengah, yaitu tidak terlalu mempermudah, dan juga tidak mempersuli diri.
GHURUR DAN SENANG TAMPIL
Hal ini tidak kalah berbahaya. Karena Ghurur ‘tertipu oleh diri sendiri’ dapat menghancurkan jiwa, merusak amalan yang telah dibuat dan menghapus pahala. Walaupun masih dalam kerangka aktifitas da’wah, akan tetapi ketika ghurur ini ada, maka cepat atau lambat orang tersebut akan menyingkir dari medan da’wah. Karena mereka yang bertahan hanyalah mereka yang ikhlas beramal hanya karena Alloh SWT.
“Sesungguhnya apa yang aku takutkan terhadap umatku adalah syirik kepada Alloh swt., saya tidak mengatakan mereka menyembah matahari, atau rembulan atau berhala, akan tetapi amal amal yang ditujukan kepada selain Alloh swt, dan syahwat yang tersembunyi.” (HR. Ibnu majah). Jadi tertipu diri sendiri atau Ghurur adalah mendekatkan para aktivis da’wah pada syirik kepada Alloh swt. Ujub atau bangga diri merupakan hal serupa yang akan menjatuhkan mereka yang akan membuat mereka gugur dari jalan da’wah.
Penyakit ini banyak menimpa para aktivis da’wah dibidang pendidikan dan politik. Akan tetapi dibidang tarbiyyah, bahaya tersebut tidak begitu nampak secara transparan – walaupun tidak boleh disepelekan. Bermula pada kekaguman pada diri sendiri dan melihat diri lebih utama dari yang lain. Namun dibidang politik akan sangat rawan sekali mengenai penyakit yang satu ini karena mereka berada dalam suasana transparan dan terbuka. Penyakit yang satu ini sangatlah halus dan menghancurkan.
CEMBURU TERHADAP ORANG LAIN
Dalam sebuah gerakan da’wah, sangatlah wajar ketika orang orang yang ada didalamnya memiliki kemampuan dan keahlian yang berbada-beda. Namun jika dalam menyikapi dengan cara yang tidak benar, maka sikap iri atau cemburu kepada orang lain yang lebih sukses akan menggugurkan orang tersebut dari medan da’wah. Hal ini akan memicu orang tersebut untuk berbuat yang tidak semestinya dan menjatuhkan orang yang telah sukses tersebut. Kecemburuan akan membuat orang tesebut tidak mau memposisikan diri berdasarkan keterbatasannya, tetapi memaksakan diri meskipun tidak membawa manfaat. Sehingga orang tersebut akan lepas kontrol dan akan memusuhi orang yang dianggap sebagai penyababnya.
PENYALAHGUNAAN KEKUATAN
Penggunaan kekuatan yang tidak tepat, akan membahayakan individu maupun pergerakan secara keseluruhan. Kerancuan dalam mengunakan kekuatan disebabkan oleh:
Tidak jelasnya tujuan pembentukan kekuatan. Berawal dari pandangan bahwa tujuannya adalah untuk menarik para pemuda yang gemmar kekuatan dan tidak suka pada pemikiran, prinsip dan nilai. Hal ini akan menyimpangkan dari intinya, yaitu menyampaikan risalah da’wah.
Tidak memenuhi syarat penggunaan kekuatan. Adapun syarat-syaratnya adalah (8) ; mengoptimalkan penggunaan sarana sarana lain terlebih dahulu, sehingga penggunaan kekuatan fisik adalah penyelesaian terakhir; menyerahkan persoalan pada kebijakan imam dan jama’ah bukan pada perorangan atau masyarakat umum; tidak mengundang kerusakan atau fitnah; tidak melanggar kebijakan syariat; disesuaikan dengan skala prioritas; dipersiapkan dengan benar dan matang; tidak gegabah dan reaksioner; dan tidak menjerumuskan umat islam dalam pertarungan yang tidak seimbang.
Fitnah ini dapat menimbulkan keretakan yang sukar dipadukan kembali ditubuh pergerakan, serta menyebabkan bergugurnya puluhan pemuda yang mengangkat senjata sebelum memiliki kekuatan iman, atau terlatih menggunakan senjata sebelum terlatih taat dan disiplin. Sehingga mereka dikendalikan senjata, bukan sebaliknya. Akhirnya kekuatan semu yang tak terkendali dan tidak rasional itu menjerumuskan mereka ke jurang kekacauan
No comments: